Jumat, 02 Desember 2016

RESENSI BUKU NONFIKSI "GOLDEN TWIN" KARYA YULI ARINTA DEWI



Mengulas Singkat Buku “GOLDEN TWIN” karya Yuli Arinta Dewi

JUDUL BUKU
Golden Twin (Haru Biru Mengasuh Anak Kembar (0 – 3 Tahun))

PENGARANG
Yuli Arinta Dewi

PENERBIT
Writepreneur Club

TAHUN TERBIT
2016

UKURAN DIMENSI BUKU
13 X 19 cm

TEBAL BUKU
108 Halaman

ANATOMI BUKU
- Daftar Isi
- Pendahuluan
- Ucapan Terimakasih
- Berisi 6 BAB: 5 Sub BAB pada BAB I, 6 Sub BAB pada BAB II, 6 Sub BAB pada BAB III, 9 Sub BAB pada BAB IV, 8 Sub BAB pada BAB V, dan 4 Sub BAB pada BAB VI.
- Referensi
- Lampiran
- Tentang Penulis

Hamil, melahirkan, dan mengasuh anak adalah kodrat yang memang harus diterima setiap perempuan dewasa yang telah menikah. Peristiwa-peristiwa itu selalu memberikan kesan dan pengalaman tersendiri bagi setiap perempuan. Tidak semuanya akan menganggap hal itu menyenangkan. Terutama pada tahap hamil, dan melahirkan. Segala resiko dan pantangan yang dihadapi seringkali menjadi momok yang tidak menyenangkan. Maka jelas, memang bukanlah hal yang mudah menjadi seorang perempuan.

Siapa pun perempuan yang sedang atau akan melewati fase itu selalu membutuhkan cerita, informasi, dan pengetahuan mengenai ketiga tahap penting yang akan dilewatinya itu. Baik itu didapatkan dari penyampaian lisan orang lain atau tulisan-tulisan yang memang tepat menyampaikan hal tersebut. Di dalam buku GOLDEN TWIN, penulisnya mencoba mengisahkan serangkaian pengalaman yang dia dapatkan sejak mulai mengandung hingga melahirkan dan mengasuhkan anaknya. Namun, pengalaman yang ditulis oleh penulis adalah kisahnya mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak kembar. Dimana hal itu dianggap sebagai Double Problem dari sekedar mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak tunggal (bukan lahir kembar). Penulis mencoba mengutarakan bahwa mendapat anugerah anak kembar adalah mendapat double, triple, atau lebih kesenangan dan kepayahan. Sebab mengandung, melahirkan, hingga mengasuh anak kembar bukan seperti mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak tunggal. Ada nilai ekstra yang ditambahkan atau dikurangkan. Seperti yang ditambahkan adalah porsi makan ketika mengandung, porsi istirahat, porsi kesabaran, dan porsi yang lainnya. Dan yang dikurangkan adalah waktu untuk beraktifitas diluar rumah (karir).

Penulis menjabarkan secara rinci tahap demi tahap yang dia lalui bersama anak kembarnya. Sejak mengetahui sedang mengandung hingga sukses melahirkan dan mengasuhnya. Penulis hanya mengisahkan hingga usia anak kembarnya beranjak 3 tahun. Dalam bukunya penulis juga memaparkan segala informasi berupa data-data dan pernyataan faktual, dan juga tips-tips yang berhubungan dengan pengalamannya dan dianggap bermanfaat untuk pembaca. Segala Informasi dan tips-tips yang disampaikan penulis bersumber dari pengalaman orang, situs resmi, dan diri penulis sendiri. 

Dalam bukunya, penulis mengungkapkan segala haru yang dia rasakan ketika mendapat bayi kembar. Meskipun sebenarnya pengalaman hamil, melahirkan, dan mengasuh anak bukanlah kali pertama yang dirasakannya. Penulis telah melahirkan dua orang anak yang bukan kembar sebelumnya. Penulis pun menyisipkan beberapa kisah tentang bayi kembarnya dari suami dan anak pertamanya dalam buku tersebut. Dapat dikatakan, buku Golden Twin yang dikarang oleh penulis, juga mengikutsertakan cerita dirinya bersama kedua anaknya yang lain dan suaminya.

Kesan kaku sebagaimana yang biasanya lekat pada buku-buku non fiksi tidak begitu terasa pada buku Golden Twin. Dalam penulisannya, penulis mengutarakan cerita dengan gaya bahasa yang kadang terkesan santai dan jenaka. Segala kepayahan dan keluh kesah yang disampaikan penulis jadi terasa lucu dan menyenangkan. Tidak jarang penulis terkesan mendramatisir keadaan yang dialami dalam buku. Namun masih dapat dipahami sisi kewajarannya.

KEKURANGAN
Terdapatnya penggunaan kata yang tidak baku: Sebagai karya yang dianggap punya nilai intelektual, penggunaan kata baku dapat dianggap sebagai pendukung dalam karya non fiksi. Informasi-informasi yang disampaikan akan terkesan lugas dan etis bagi pembaca.

Gaya bahasa yang ekspresif dan sugestif: Dalam membuat sebuah karya tulis, imajinasi menjadi sebuah komponen penting dalam membuatnya. Namun dalam membuat karya non fiksi, imajinasi hanya terbatas pada merangkai kata sebagai penyampai informasi. Jika kalimat yang dibuat dengan bahasa ekspresif dan sugestif maka artinya penulis sudah memunculkan subjektifitasnya dan mencoba menggugah perasaan pembaca. Non fiksi harusnya bersifat objektif.

Banyaknya Typo: Memang tidak mudah bagi siapa pun membuat tulisan tanpa mengalami kesalahan sedikit pun. Namun dalam membuat karya tulis yang akan dibaca banyak orang maka menjadi suatu keharusan untuk memeriksa semua kesalahan dalam penulisan, hingga mengurangi jumlah kesalahan.

KELEBIHAN
Penulis membuat buku berdasarkan pengalaman yang dia alami sendiri. Hal itu membuat segala informasi yang disampaikan tidak mudah terbantahkan. Dan tema yang diangkat pun adalah yang berkaitan dengan peristiwa yang sifatnya manusiawi dan kodrati. Itu membuat buku Golden Twin menjadi bahan bacaan penting bagi pembacanya. Dapat dikatakan, bisa menjadi sumber bacaan yang tetap dibutuhkan sampai kapan pun.

KESIMPULAN
Buku Golden Twin karya Yuli Arinta Dewi, yang membahas mengenai mengandung, melahirkan, dan mengasuh anak kembar hingga usia 3 (tiga) tahun adalah buku non fiksi. Buku tersebut ditulis berdasarkan kisah nyata yang dialami langsung oleh penulis. Yang pada intinya penulis mengisahkan segala hal yang dia hadapi saat harus menerima anugerah bayi kembar pada lahiran yang ketiganya. Penulis juga memberikan segala informasi, tips, dan data-data yang berkaitan dengan tema yang diangkat. Buku Golden Twin adalah buku yang layak baca dan bisa menjadi sumber informasi.

2 komentar:

  1. Balasan
    1. Wahh.. surprise sekali, penulis keren mampir di blog saya.:D
      hehe.. iya mbak, sebagai orang yang hobby baca, menurut saya bukunya mbak yuli ini bagus.

      Hapus